Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) menjadi Tanaman yang Cocok dibudidayakan di Kawasan Gambut

(Sumber Gambar: Krisnapinnata)

Pencegahan kebakaran di lahan gambut menjadi semakin penting karena kebakaran selain dapat mempercepat proses degradasi lahan gambut, juga menimbulkan dampak negatif yang sangat luas. Kebakaran merupakan sumber terbesar polusi asap yang bisa berpengaruh buruk terhadap berbagai aspek kehidupan (kesehatan, transportasi, lingkungan dan lain sebaginya), selain itu proses pemadamannya juga sangat sulit dan membutuhkan biaya sangat tinggi.

Pada kebakaran lahan gambut api tidak hanya berada di atas permukaan yang pemadamannya relatif mudah, namun penyebaran api pada lahan gambut juga terjadi di bawah permukaan (ground fire), yang mana pendeteksian dan proses pemadamannya menjadi sangat sulit, karena harus dilakukan dari dalam gambut itu sendiri dan dari atas. Cara terbaik untuk mencegah kebakaran di lahan gambut adalah dengan cara mengkonservasi lahan tersebut tetap berada dalam keadaan alaminya yaitu jenuh air.

Pada lahan gambut yang sudah dibudidayakan hal ini sulit dilakukan, karena sebagian besar tanaman pertanian peka terhadap kondisi jenuh air, sehingga opsi yang dapat dipilih adalah membuat kondisi gambut senantiasa dalam kondisi lembab agar gambut menjadi tahan api. Tanaman nanas cocok dibudidayakan pada lahan gambut karena naans termasuk jenis tanaman yang sangat toleran terhadap tingkat keasaman yang tinggi yaitu pH antara 3-4.

Teknik Budidaya Tanaman Nanas

1.    Pembiakan Tanaman Nanas dan Pembibitan

Keberhasilan penanaman nanas sangat ditentukan oleh kualitas bibit. Nanas dapat dikembangbiakan dengan cara vegetatif, yakni menggunakan tunas akar, tunas batang, tunas buah, mahkota buah dan stek batang, dan cara generatif, dengan biji yang ditumbuhkan dengan persemaian, akan tetapi ini jarang digunakan. Kualitas bibit yang baik harus berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal sehat serta bebas dari gangguan hama dan penyakit.

2.        Penyiapan Lahan

1.         Persiapan

Waktu persiapan dan pembukaan lahan yang paling baik adalah waktu musim kemarau, dengan membuang pepohonan yang tidak diperlukan. Pengolahan tanah dapat dilakukan pada awal musim hujan. Derajat keasaman tanah perlu diperhatikan karena tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik pada pH sekitar 5,5. Jumlah bibit yang diperlukan untuk suatu lahan tergantung dari jenis nanas, tingkat kesuburan tanah dan ekologi pertumbuhannya.

2.         Pembukaan Lahan

Untuk membuka suatu lahan, perlu dilakukan pembuangan dan pembersihan pohon-pohon atau batu-batuan dari sekitar lahan kebun ke tempat penampungan limbah pertanian.

3.         Pembentukan Bedengan

Pembentukan bedengan dapat dilakukan bersamaan dengan pengolahan tanah untuk kedua kalinya yang sesuai dengan sistem tanam yang dipakai. Sistem petakan cukup dengan cara meratakan tanah, kemudian di sekelilingnya dibuat saluran pemasukan dan pembuangan air.

4.         Pengapuran

Derajat kemasaman tanah yang sesuai untuk tanaman nanas adalah 4,5-6,5. Pengapuran tanah dilakukan dengan Calcit atau Dolomit atau Zeagro atau bahan kapur lainnya dengan cara ditaburkan merata dan dicampurkan dengan lapisan tanah atas terutama tanah-tanah yang bereaksi asam (pH dibawah 4,5).

5.         Pemupukan

Dalam penanaman nanas dilakukan pemberian pupuk kandang dengan dosis 20 ton per hektar. Cara pemberian: dicampurkan merata dengan lapisan tanah atas atau dimasukkan per lubang tanam. Juga digunakan pupuk anorganik NPK dan urea. Nitrogen (N) sangat diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, fosfor diperlukan selama beberapa bulan pada awal pertumbuhan sedangkan Kalium diperlukan untuk perkembangan buah, khususnya nanas.

3.        Penanaman dan Sistem Tanam

1.         Penentuan Pola Tanam

Pola tanam merupakan pengaturan tata letak tanaman dan urutan jenis tanaman dengan waktu tertentu, dalam kurun waktu setahun. Dalam teknik penanaman nanas ada beberapa sistem tanam, yaitu: sistem baris tunggal atau persegi dengan jarak tanam 150 x 150 cm baik dalam maupun antar barisan; 90 x 30 cm jarak dalam barisan 30 cm, dan jarak antar barisan adalah 90 cm. selain itu ada juga pola penanaman dengan sistem baris rangkap dua dan sistem baris rangkap tiga.

2.         Pembuatan Lubang Tanam

Pembuatan lubang tanam pada jarak tanam yang dipilih sesuai dengan sistem tanam. Ukuran lubang tanam adalah 30 x 30 x 30 cm. Untuk membuat lubang tanam digunakan cangkul, tugal atau alat lain.

3.         Cara Penanaman

Penanaman yang baik dilakukan pada awal musim hujan. Langkah-langkah yang dilakukan: (1) membuat lubang tanam sesuai dengan jarak dan sistem tanam yang dipilih; (2) mengambil bibit nanas sehat dan baik dan menanam bibit pada lubang tanam yang tersedia masing-masing satu bibit per lubang tanam; (3) tanah ditekan/dipadatkan di sekitar pangkal batang bibit nanas agar tidak mudah roboh dan akar tanaman dapat kontak langsung dengan air tanah; (4) dilakukan penyiraman hingga tanah lembab dan basah; (5) penanaman bibit nanas jangan terlalu dalam, 3-5 cm bagian pangkal batang tertimbun tanah agar bibit mudah busuk.

4.        Pengairan

Sekalipun tanaman nanas tahan terhadap iklim kering, namun untuk pertumbuhan tanaman yang optimal diperlukan air yan cukup. Pengairan/penyiraman dilakukan 1-2 kali dalam seminggu atau tergantung keadaan cuaca. Pengairan dilakukan 2 minggu sekali. Waktu pengairan yang paling baik adalah sore dan pagi hari dengan menggunakan mesin penyemprot atau embrat.

5.        Pemupukan

Pemupukan dilakukan setelah tanaman berumur 2-3 bulan dengan pupuk buatan. Pemupukan susulan berikutnya diulang tiap 3-4 bulan sekali sampai tanaman berbunga dan berbuah. Jenis dan dosis pupuk yang digunakan adalah:

a)         Pupuk NPK tablet (Pamafert)

b)        Pupuk tunggal berupa campuran ZA, TSP, atau SP-36 dan KCl

Cara pemberian pupuk adalah dengan dibenamkan/dimasukkan ke dalam parit sedalam 10-15 cm diantara barisan tanaman nanas, kemudian tutup dengan tanah. Cara lain dengan disemprotkan pada daun terutama pupuk nitrogen dengan dosis 40 gram urea per liter atau ± 900 liter larutan urea per hektar.

6.        Pengendalian OPT

Pengendalian OPT dilakukan dengan dua cara, yakni non kimiawi dan kimiawi. Untuk non kimiawi, dilakukan dengan beberapa cara; (1) secara mekanis dengan membunuh langsung hama yang ditemui dan (2) dengan penerapan sanitasi yang teratur, artinya kebersihan kebun dijaga secara tertib, ranting dan daun-daun yang berserakan dibersihkan. Kemudian untuk cara kimiawi adalah dengan mengaplikasikan pestisida sintetik.

7.        Panen

1.         Kriteria dan Umur Panen

Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar setelah berumur 12 bulan. Ciri-ciri buah nanas yang siap dipanen:

a)        Mahkota buah terbuka.

b)        Tangkai buah mengkerut.

c)        Mata buah lebih mendatar, besar dan bentuknya bulat.

d)        Warna bagian dasar buah kuning.

e)        Timbul aroma nanas yang harum dan khas.

2.         Waktu Panen

Tanaman nanas dipanen setelah berumur 12-24 bulan. Pemanenan buah nanas dilakukan bertahap sampai tiga kali. Panen pertama sekitar 25%, kedua 50%, dan ketiga 25% dari jumlah yang ada. Tanaman yang sudah berumur 4-5 tahun perlu diremajakan karena pertumbuhannya lambat dan buahnya kecil. Cara peremajaan adalah membongkar seluruh tanaman nanas untuk diganti dengan bibit yang baru.

3.         Cara Panen

Tata cara panen buah nanas adalah dengan memilih buah nanas yang menunjukkan tanda-tanda siap panen. Kemudian pangkal tangkai buah dipotong secara mendatar/miring dengan pisau tajam dan steril. Pemanenan dilakukan secara hati-hati agar tidak rusak dan memar.

8.      Produk Olahan Nanas

Nanas dapat diproduksi menjadi berbagai macam produk olahan. Mulai dari sirup, selai, koktail, keripik, dodol dan masih banyak yang lainnya.

 

Sumber:

Maulidi dan Elly Mustamir. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Tanaman Nenas Di Lahan Gambut. Jurnal Perkebunan dan Lahan Tropika. Vol. 2, No. 2.

Rugayah, Itha Anggalia dan Yohannes Cahya Ginting. 2012. Pengaruh Konsentrasi Dan Cara Aplikasi IBA (Indole Butyric Acid) Terhadap Pertumbuhan Bibit Nanas (Ananas Comosus [L.] Merr.) Asal Tunas Mahkota. Jurnal Agrotropika. 17 (1): 35-38.

Sabari, S.D., Suyanti dan Sunarmani. 2006. Tingkat Kematangan Panen Buah Nenas Sampit Untuk Konsumsi Segar Dan Selai. Jurnal Hortikultura. 16 (3): 258-266.

http://finance.detik.com/read/2012/01/02/192700/1804972/4/ri-jadi-negara-pengekspor-nanas-terbesar-di-dunia

http://warintek.ristek.go.id/pertanian/nenas.pdf

http://www.crfg.org/pubs/ff/pineapple.html

 

Komentar